Ogoh-Ogoh VS Bhuta Kala
Bali
sebagai lumbung budaya nampaknya tak pernah habis menunjukkan eksotikanya
dikancah pariwisata. Tak hanya gamelan dan tariannya yang mendunia, tapi hal
yang berbau upacara keagamaan umat Hindu pun tak luput dari sorotan. Nyepi
misalnya. Nyepi adalah hari besar umat Hindu yang juga dinyatakan sebagai libur
nasional. Perayaan Nyepi, khususnya di Bali selalu berlangsung dengan meriah
sehingga wisatawan berbondong-bondong datang ke Bali hanya untuk menyaksikan
secara langsung perayaan hari besar agama Hindu tersebut.
Salah
satu yang menjadi idola saat perayaan Nyepi adalah kehadiran ogoh-ogoh. Patung besar berparaskan
raksasa ini nyatanya dapat membuat orang yang melihatnya terkagum-kagum. Unsur
magis yang dipadukan dengan unsur seni menjadikan wujud ogoh-ogoh ini kian memiliki taksu (jiwa). Seperti penuturan salah
satu kelian adat di Desa Tulikup, Gianyar, I Gusti Ngurah Suta (46), mengatakan
bahwa ogoh-ogoh tidaklah dibuat untuk
hiburan semata, tetapi masih ada kaitannya dengan perayaan Nyepi.
Sehari
sebelum Nyepi disebut dengan Ngembak Geni
yang pada hari itu ogoh-ogoh diarak keliling desa untuk mengusir buta kala sehingga tidak akan mengganggu
perayaan Nyepi keesokan harinya. “Ogoh-ogoh
memang sengaja dibuat dengan paras yang menyeramkan guna membuat buta kala takut dan meninggalkan desa
sehingga tidak akan mengganggu”, ujar salah seorang pemuda yang ditemui di
sebuah sanggar di desa Tulikup, Gianyar.
Selain
untuk melengkapi perayaan upacara agama, ogoh-ogoh
kini digalakkan pemerintah untuk
menarik minat wisatawan datang ke Bali mengingat setelah peristiwa pengeboman,
wisatawan enggan untuk datang ke Bali. Namun, dengan keberadaan ogoh-ogoh ini yang hanya dapat dijumpai
setahun sekali dalam perayaan Nyepi dipercaya akan dapat menambah nilai budaya
yang Bali miliki. “Pemuda-pemudi di Bali sejatinya akan mengambil andil yang
besar dalam pelestarian budaya Bali sebagai warisan nenek moyang”, ujar salah
satu tokoh budayawan di Gianyar.
Nyepi
tahun ini akan jatuh di tanggal 12 Maret 2013 dan diharapkan seluruh komponen
masyarakat Bali bersatu dalam keamanan perayaan Nyepi itu sendiri mengingat
akan banyak sekali ogoh-ogoh yang
diarak dimasing-masing wilayah/desa di hari Ngembak
Geni. Selain itu, ogoh-ogoh yang
diarak tak luput dari unsur seni tabuh dan tari yang kini sangat dikenal
dikancah internasional. Tabuh baleganjur
akan mengiringi perjalanan sang ogoh-ogoh
mengelilingi desa yang disertai dengan tarian dari masyarakat/ pemuda yang
menganggakat/ mengarak ogoh-ogoh tersebut.
Tarian juga akan ditampilkan oleh para penabuh dengan sangat atraktif sehingga
akan membuat penonton terkagum melihatnya.
Bali yang kaya akan warisan budaya sudah
sepatutnya berbangga, karena keberadaan Bali sendiri selalu dieluh-eluhkan oleh
wisatawan. Oleh karena itu, tak sepantasnyalah jika ada pemuda/ masyarakat Bali
merusak kebudayaan daerahnya sendiri hanya untuk kepentingan pribadi semata.
Mari kita bersama-sama lestarikan budaya Bali dan hindari pengaruh budaya barat
yang dapat merusak keajegan budaya bali itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar