Selasa, 11 Desember 2012

Segenggam Cinta Sebongkah Laksana


Hadiah untuk Langit
Kumpulan Puisi dan Prosa


           “Karya ini adalah karya yang jujur, karya ‘anak-anak’ yang belum mendapat sorotan publik. Karya ini murni, karya mereka, orisinal, dan tentu belum banyak media menemukannya.” Itulah alasan Kadek Sonia Piscayanti selaku editor untuk akhirnya memunculkan Antologi Puisi dan Prosa ini. ‘Hadiah untuk Langit’ merupakan kumpulan puisi dan prosa karya anak-anak yang sudah berkomitmen di bidang seni khususnya sastra. “Seniman Muda”, ya itulah sebutan yang paling pantas bagi mereka yang telah ikut meramaikan antologi ini. Kebanyakan dari mereka tidak hanya menulis puisi dan prosa tetapi juga bermain musik, melukis dan juga berteater, bahkan beberapa dari mereka telah diundang untuk tampil di dalam kancah Bali Emerging Writing Festival yang merupakan bagian dari Ubud Writers and Reader Festival, tahun 2011. Usia mereka pun, terbilang masih belia yaitu rata-rata masih dua puluh atau kurang. Karya-karya ini lahir dengan ketekunan, kedisiplinan, dan tentu saja perenungan yang dalam, oleh karena itu karya ini harus ditemukan, dibaca dan dijiwai. Membaca dan menghayati Antologi Puisi dan Sastra ini akan membuka mata dan pikiran kita. Hal berharga yang selama ini ada di sekitar kita namun tak terjamah oleh pikiran yang seringkali melihat hal dari sudut yang terlalu jauh.       
            Kita senantiasa percaya terhadap apa yang sudah ada, tidak mencoba mengupas hal tersebut lebih dalam lagi hingga menemukan cerita-cerita di balik kisah yang sudah berkarang di penalaran kita. Seperti salah satu puisi yang saya kutip dari Antologi Puisi dan Prosa ‘Hadiah untuk Langit’ di bawah ini

Padi
                                                            Manik Sukadana
Wahai anak muda
hendaknya engkau tidak mencontoh tanaman padi
yang sering kali tumbang
karena buahnya sendiri

Singaraja, 28 April 2011
            Kita percaya dan yakin bahwa tanaman padi selalu menjadi teladan dalam menjalani kehidupan, dengan peribahasanya yang terkenal “Seperti ilmu padi, kian berisi kian merunduk yang artinya: semakin tinggi ilmunya semakin rendah hatinya, namun pernahkah kita sadari bahwa tidak semua yang berat memiliki isi, tidak semua yang putih adalah bersih dan tidak semua yang cantik adalah indah? Sama halnya seperti padi apabila sebatang padi berada pada kumpulan padi yang terhampar luas maka iya akan kokoh dari terpaan angin namun ketika ia berdiri sendiri dan dengan rendahnya ia merunduk karena semakin berisi maka si padi akan rentan untuk tumbang. Jadi ketika kita melihat kebaikan seseorang maka hendaknya janganlah melihat pada hal-hal baiknya saja tetapi kita juga senantiasa harus melihat keburukan yang ada disekelilingnya agar nantinya kita bisa mengambil segala yang baik dari yang terbaik. Meskipun puisi dan prosa yang terdapat pada buku Hadiah untuk Langit merupakan karya seniman-seniman muda namun kisah di dalamnya mengajarkan kita tentang nilai kehidupan dan senantiasa mengingatkan kita bahwa kita bukan apa-apa.
“Kaum muda punya masa depan” Semoga J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar