Minggu, 30 Desember 2012

Untuk Seni


ART HOUSE


            Toko cendera mata, penginapan, tempat hiburan dan turis merupakan hal yang sudah akrab kita lihat di sepanjang jalan Singaraja-Seririt tepatnya di Lovina desa Kalibukbuk. Pemandangannya pun masih sangat asri, Pohon-pohon tinggi yang menghiasi jalanan maupun hamparan sawah tentu merupakan pemandangan yang  sudah sangat jarang kita temui di daerah Singaraja sekarang ini. Apabila kita memerhatikan persawahan tersebut akan ada hal yang menyentil perasaan kita. Sebuah bangunan kotak sederhana, tanpa dicat, dengan huruf-huruf besar bertuliskan Art House yang dibentuk dari barang-barang bekas, akan secara otomatis menarik perhatian kita untuk mengetahui lebih banyak hal tentang bangunan tersebut. Art House merupakan sebuah rumah seni yang didirikan oleh seniman-seniman yang memiliki rasa kecintaan yang tinggi terhadap seni. Art House dibuka pada bulan Februari 2011. Tak banyak yang mengetahui keberadaan Art House. Apabila perjalanan di tempuh dari Singaraja, untuk menuju tempat itu kita harus melalui gang yang berada di sisi kiri jalan. Gang yang berukuran tidak lebih dari 2 meter itu berjarak kurang lebih 200 meter dari pusat desa Klibukbuk yang di tandai dengan persimpangan jalan lima arah “simpang lima”. Ketika hendak masuk ke bangunan tersebut kita akan di buat kebingunan dengan bagian depan, samping maupun bagian belakang. Art House dibangun sedemikian rupa untuk menampilkan kesan artistik dari setiap bagian bangunan tersebut. Untuk masuk kesana terdapat dua alternative karena disana terdapat dua buah pintu yang memiliki cara unik untuk memasukinya yaitu lewat jalan yang berundak-undak dan dengan cara melocati tembok. Cara itu dibuat bukan untuk menghalangi orang masuk ke tempat itu, namun sengaja dibentuk sedemikian rupa untuk menimbulkan kesan bahwa diperlukan usaha untuk dapat menikmati seni.     Art House dibangun dengan alasan agar seniman-seniman yang ada di Bali khusunya yang ada di Singaraja mampu mengakrabkan diri dengan lingkungan di sekitarnya dan sebagai wadah bagi ide-ide kreatif mereka. Ada 8 orang yang menggagasi terbangunnya Art House. Ke delapan orang ini berasal dari kalangan yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Namun, meskipun Nasionalisme dan latar belakang mereka berbeda, mereka tetap berkumpul untuk membicarakan ide-ide kratif mereka dalam mendirikan Art House. Adapun orang-orang yang menggagasi terbentuknya art house yaitu, John dan Natalie Hardy, Made Ariana, Kendi Paradika, Komang Suaka. Carola Lips, Guy Vandevijvere dan Paulina Chevalier.
            John dan Natalie Hardy adalah sepasang suami istri yang keduanya adalah seniman. Mereka belajar dan mengembangkan kemampuan mereka di Perancis  hingga akhirnya pindah ke Indonesia yang merupakan tempat John berasal. Mereka telah bergabung dalam komunitas seniman lovina selama lebih dari 10 tahun bersama Made Ariana dan Kendi Paradika. Berbeda halnya dengan Komang Suaka yang belajar dan bekerja di Belanda. Ia baru kembali ke Bali beberapa tahun yang lalu. Seiring berjalannnya waktu ada 3 orang lagi yang tergabung dalam Art House ini diantaranya Carola Lips, Guy Vandevijvere dan Paulina Chevalier.
            Art house sendiri terbuka untuk segala jenis kalangan baik itu seniman, pelajar, masyarakat luas maupun wisatawan. Art House menerima siapa saja yang berkunjung ke tempat itu. Untuk menjaga eksisitensinya, Art House mengurus pamerannya secara teratur. Pameran akan dilaksanakan pada setiap bulan penuh atau bulan purnama yang dimulai pada pukul 18.30.  karya-karya yang dipamerkan adalah berbagai jenis kreasi dari pemikiran-pemikiran cemerlang seniman-seniman yang ada di Buleleng termasuk beberapa karya mahasiswa Seni Rupa Universitas Ganesha. Benda-benda yang dipamerkan pun beragam seperti patung, photo, lukisan, maupun design-design unik yang tentunya menarik dan mengandung nilai artistik yang tinggi.
            Art House kini dirawat oleh Made Ariana. Made Ariana sudah mendedikasikan hidupnya untuk seni. Baginya meskipun untuk menghasilkan sebuah karya akan membutuhkan curahan pikiran, tenaga dan material namun tidak bisa dipungkiri bahwa hal itu telah memberikan kesenangan, dan akan ada rasa kepuasan tersendiri jika berhasil membuat sebuah karya yang menginspirasi banyak orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar